Metadata adalah salah satu aspek terpenting dari data warehousing. Data ini adalah tentang data yang disimpan atau disediakan dalam warehouse dan penggunanya. Secara sederhana, metadata meliputi:
· Lokasi dan deskripsi tentang system warehouse dan komponen data (objek warehouse).
· Nama-nama, definisi, struktur dan isi dari warehouse data dan pandangan pengguna akhir.
· Idetifikasi dari pembuat sumber data (system record).
· Aturan-aturan Intregasi dan transformasi yang digunakan untuk mempopulasikan warehouse data, hal ini meliputi pembukuan metode dari operasional database pada sistem warehouse, alogaritma yang digunakan untuk convert(menghitung), mengubah atau mentransform data.
· Aturan-aturan intregasi dan transformasi yang digunakan untuk mengirim data pada analisis tool pengguna akhir.
· Informasi subnaskah untuk pengiriman informasi ke analisis subscribers.
· Informasi operasional data warehouse, yang meliputi sejarah dibuatnya warehouse, refreshment, snapshot, versi, kepemilikan dan kutipan audit yang menarik.
· Metric yang digunakan untuk menganalisis kegunaan warehouse dan bentuk kegunaan vis-à-vis pada pengguna akhir.
· Kepemilikan system pengamanan, akses daftar control dll.
Setelah keterangan di atas menjelaskan tentang data warehouse, metadata digunakan untuk pembangunan (building), pemeliharaan, pengaturan, dan penggunaan data warehouse. Hal yang penting adalah metadata menyediakan akses interaktif bagi pengguna untuk membantu memahami isi dan mencari data.
Dalam lingkungan yang kompleks dan multikomponen seperti sebuah data warehouse, tool yang berbeda harus dapat dengan bebas dan mudah untuk diakses, dan dalam beberapa kasus dimanipulasi dan di-update, metadata dibuat oleh tool yang lain dan disimpan dalam sebuah fasilitas penyimpanan yang berbeda. Satu pendekatan untuk memastikan hal ini berhasil adalah dengan membangun setidaknya sebuah denominatos biasa yang minimum dari pada standar interchange dan petunjuk yang oleh tool vendor yang berbeda dapat diikuti. Pendekatan ini telah ditawarkan dengan mengarahkan vendor data warehousing, dan disebut dengan metadata interchange initiative.
Gudang metadata (repository)
Arsitekture framework data warehouse menunjukkan sebuah level yang lebih tinggi dari abstraksi dibandingkan metadata interchange standar framework, dan dengan design, meliputi metadata interchange framework menyatu dengan komponennya. Secara spesifik, arsitektur data warehouse menampilkan sejumlah komponen, yang kesemuanya berinteraksi satu sama lain melalui definisi layer secara arsitektur dari metadata. Metadata itu sendiri dibuat dan diatur oleh gudang metadata. Software pengaturan gudang metadata dapat digunakan untuk membukukan sumber data pada target database, pengaturan kode untuk transformasi data, intergrasi dan transform data, dan kendali pergerakan data pada warehouse. Software ini, yang secara khusus dapat bekerja dalam sebuah workstations, seperti mapping(pembukuan) data, konversi, dan penyederhanaan.
Untuk mengulangi pernyataan, metadata mendefinisikan isi dan lokasi data (model data) dalam warehouse, hubungan antara operasional database dan data warehouse, dan pandangan bisnis tentang data warehouse yang secara mudah dapat diakses dengan tool pengguna-akhir. Metadata dicari oleh pengguna untuk mengetahui definisi data atau area subjek. Dengan kata lain, metadata menyediakan orientasi keputusan yang mendukung pengguna unutk data warehouse, dan juga menyediakan sebuah link yang logis antara data warehouse dan aplikasi keputusan yang mendukung.
Dengan memperoleh implementasi gudang metadata sebagai bagian dari data warehouse framework mempunyai beberapa keuntungan:
1. Tersedianya sebuah kecocokan komprehensif dari tool untuk interpretasi luas dari pengaturan metadata.
2. Pengurangan dan penghapusan informasi yang berlebihan, tidak konsisten, dan yang tidak begitu berguna.
3. Penyederhanaan pengaturan dan pengimprovisasian organisasi, control, dan penghitungan dari aset-aset informasi.
4. Peningkatan identifikasi, pemahaman, koordinasi dan kegunaan dari aset informasi interpretasi luas.
5. Penyediaan administrasi data tool yang efektive untuk pengaturan yang lebih baik pada informasi aset dengan fungsi penuh ada data penggunaan kamus.
6. Peningkatan fleksibilitas, control, dan kesediaan dari pengembangan proses aplikasi dan pengembangan aplikasi internal.
7. Perluasan investment dalam legacy system dengan kemampuan untuk menemukan dan menggunakan aplikasi yang tersedia.
8. Penyediaan model hubungan universal untuk keseragaman RDBMSs untuk berinteraksi dan pembagian informasi.
9. Penunjangan standar CASE dan penghapusan kelebihan dengan kemampuan untuk membagi dan penggunaan ulang metadata.
Pengaturan metadata
Masalah yang sering timbul pada data warehousing adalah ketidakmampuan untuk berkomunikasi pada pengguna akhir tentang informasi apakah yang terdapat dalam data warehouse dan bagaimaan informasi tersebut dapat diakses. Kunci untuk penyelesaian masalah ini adalah metadata. Hal ini dapat mendefinisikan semau elemen data dan atributnya, sumber data dan timing, dan peraturan yang mengatur penggunaan dan transformasi data. Metadata perlu dibuat seperti bagaimana warehouse didesign dan dibangun. Sejak metadata menggambarkan informasi pada warehouse dari pandangan multiple (input, sumber, transformasi dan akses dll), adalah penting bahwa metadata yang sama atau replica konsistensinya tersedia untuk semua tool pilihan pada implementasi warehouse, pada akhirnya mendorong integritas dan keakuratan dari informasi warehouse. Metadata juga tersedia untuk semua pengguna warehouse dalam tujuannya untuk mengarahkan seperti pada system warehouse. Walaupun terdapat sejumlah tool yang teredia untuk membantu pengguna mengerti dan menggunakan warehouse, tool ini harus secara hati-hati dievaluasi sebelum keputusan pemasangan apapun dibuat. Dengan kata lain, sebuah strategi pemikiran yang baik untuk collecting, pemeliharaan, dan distributing metadata diperlukan untuk keberhasilan implementasi data warehouse.
0 komentar:
Posting Komentar